Orang tua seringkali khawatir jika anak terlalu banyak menonton kartun. Namun jika porsi dan jenis tontonan diatur dengan tepat, menonton kartun juga dapat bermanfaat. Selain menghibur, ternyata menonton kartun juga dapat menjadi terapi bagi anak autis.
Penderita autis umumnya mengalami gangguan yang disebut dengan autism spectrum disorders (ASD), akibatnya saat mereka berhadapan dengan seseorang cenderung lebih sering memperhatikan mulut ketimbang mata orang dihadapannya, demikian yang dilansir Times of India.
Penelitian terbaru pada anak autis berusia dua tahun menemukan bahwa gerakan mulut serta suara pecakapan yang dikeluarkannya begitu menarik perhatian penderita autis.
Tim peneliti yang diketuai Ami Klin dari Yale Child Study Center meneliti dua orang anak berusia dua tahun dengan gangguan sulit bersosialisasi, dibandingkan dengan dua anak lainnya yang tidak menderita autis. Mereka memperhatikan gerakan mata mereka pada saat menonton kartun animasi pada tampilan layar yang terpisah.
Kartun ini ditayangkan secara normal. Demikian juga dengan suara aktor kartun yang direkam bersamaan ketika animasi tersebut dibuat.
Anak penderita autis lebih fokus pada satu tokoh yang lebih kuat menarik perhatian mereka, yaitu tokoh yang bergerak sambil bertepuk tangan berkali-kali. Hal ini menjadi petunjuk bahwa penderita autis lebih menyukai audio visual yang dilihatnya berbarengan dengan keluarnya suara. (srn)
Penderita autis umumnya mengalami gangguan yang disebut dengan autism spectrum disorders (ASD), akibatnya saat mereka berhadapan dengan seseorang cenderung lebih sering memperhatikan mulut ketimbang mata orang dihadapannya, demikian yang dilansir Times of India.
Penelitian terbaru pada anak autis berusia dua tahun menemukan bahwa gerakan mulut serta suara pecakapan yang dikeluarkannya begitu menarik perhatian penderita autis.
Tim peneliti yang diketuai Ami Klin dari Yale Child Study Center meneliti dua orang anak berusia dua tahun dengan gangguan sulit bersosialisasi, dibandingkan dengan dua anak lainnya yang tidak menderita autis. Mereka memperhatikan gerakan mata mereka pada saat menonton kartun animasi pada tampilan layar yang terpisah.
Kartun ini ditayangkan secara normal. Demikian juga dengan suara aktor kartun yang direkam bersamaan ketika animasi tersebut dibuat.
Anak penderita autis lebih fokus pada satu tokoh yang lebih kuat menarik perhatian mereka, yaitu tokoh yang bergerak sambil bertepuk tangan berkali-kali. Hal ini menjadi petunjuk bahwa penderita autis lebih menyukai audio visual yang dilihatnya berbarengan dengan keluarnya suara. (srn)
0 komentar:
Posting Komentar