Sabtu, 13 Juni 2009

Netbook Bertenaga Matahari



iUnika, perusahaan asal Spanyol telah memperlihatkan empat netbook terbaru mereka pada ajang LibreMeeting yang disponsori oleh Free Knowledge Foundation di Madrid. Di antara netbook terbaru tersebut, terdapat dua buah model netbook super ramah lingkungan yang mendukung panel surya dan terbuat dari bahan bio plastik.

Perangkat ramah lingkungan tersebut dijual di kisaran harga 130 sampai 160 euro atau 180 sampai 220 dolar AS, dengan bobot 700 gram, menggunakan sistem operasi Linux dan prosesor berkecepatan 400MHz.

iUnika telah menempatkan memori flash sebesar 64GB sebagai media simpan, RAM sebesar 128MB, WiFi dan 10/100 Ethernet untuk konektivitas. Netbook dengan layar 8 inci ini mampu mendukung resolusi 800×480 pixel.

Meski ada versi yang menggunakan panel surya pada casing berbahan bio plastik yang dapat didaur ulang, tampak dari gambar panel tersebut tidak cukup untuk memproduksi daya lebih dari 4 watt. Dengan konsumsi daya yang sekitar 3-4 watt, kemungkinan besar panel surya tersebut hanya cukup untuk menyimpan data sesaat setelah baterai habis dan melakukan shutdown dengan baik.

Akan tetapi, usaha membuat netbook ramah lingkungan tersebut patut diacungi jempol. Menurut informasi yang VIVAnews kutip dari The Inquirer, 18 Mei 2009, netbook tersebut baru akan beredar di pasaran sekitar Juni mendatang.

Netbook + Smartphone = Smartbook


Netbook mendapat pesaing baru, adalah Smartbook, nama yang santer jadi pembicaraan bakal menyaingi kehebatan netbook. Dua perusahaan semikonduktor, Qualcomm dan Freescale Semiconductor dikabarkan telah siap memasuki era baru dengan memunculkan Smartbook ini. Device ini diklaim lebih murah, lebih ringan dan lebih moderen dibandingkan netbook berbasis Intel.

Lalu, apa yang membedakan smartbook dan netbook?. Menurut Luis Pineda, wakil presiden marketing di divisi teknologi CDMA di Qualcomm pada akhir mei lalu menyatakan bahwa smartbook merupakan smartphone namun dalam skala yang lebih besar.

Namun jangan salah sangka, meski dirancang menyerupai netbook, smartbook menggunakan prosesor berbasis ARM dan sistem Linux. Smartbook juga akan dilengkapi dengan koneksi 3G, seperti pada smartphone.

Mengapa dipilih ARM? karena Chip ARM banyak digunakan pada sebagian ponsel karena chip ini sanggup memberikan efisiensi power daripada prosesor Atom. Lagipula prosesor ARM hadir secara virtual sehingga tak diperlukan adanya lisensi sistem operasi.

Dari segi ketahanan baterai, smartbook ternyata memiliki ketahanan baterai yang mumpuni, yaitu dapat bertahan hingga 8 jam. Selain itu, samrtbook memiliki fitur koneksi yang selalu 'on', yaitu pintar mengambil email dan pesan secara otomatis, seperti yang ada di smartphone.

Sementara itu, tugas Qulacomm adalah menyediakan situs guna memasarkan prototype smartbook dan konsep device, juga fitur standar seperti 3G mobile broadband, Bluetooth, Wi-Fi, GPS, dan video HD.

Sumber: SuaraMerdeka

lima rahasia hidup sebelum mati

Saat ingin membayar di kasir Gramedia Mal Taman Anggrek, tanpa sengaja mata saya menemukan sebuah buku ditumpuk rapi di rak yang menempel di dinding. Temukan Lima Rahasia Sebelum Mati, demikian judulnya. Ditulis oleh John Izzo Ph.D. Saya tidak pernah mendengar nama penulis ini meski pun tertulis di bawah namanya yang menyatakan ia adalah international best selling author.

Selain judul yang membuat saya semakin yakin dengan isi buku ini adalah endorsement dari Stephen R. Covey yang mengatakan, "Berapa pun usia anda, anda harus segera membaca buku ini. Kebijakan sejatinya akan menawan anda."

Dalam pengantarnya, penulis mengatakan bahwa buku ini adalah hasil dari wawancara lebih dari 200 narasumber berusia di atas 60 tahun, yang oleh orang-orang terdekatnya dianggap telah menemukan kebahagiaan dan makna hidup.

Sebagai seorang "pembelajar" yang selalu punya rasa ingin tahu tinggi, saya pun tertarik dengan "misteri" bagaimana menjalani hidup yang bahagia hingga ajal menjemput ini. Misteri bagaimana mereka yang telah sepuh menjalani hidupnya selalu menarik saya yang sedang dalam perjalanan ke sana.

Para narasumber di buku ini diambil dari berbagai latar belakang, jenis kelamin, pekerjaan, ras, dan agama. Hasilnya, John Izzo menarik benang merah di antara mereka semua yang telah menjalani hidupnya dengann bahagia menjadi 5 "rahasia" yang menurut saya sebenarnya sudah bukan rahasia lagi - karena sudah sering saya dengar baik dari para pendakwah atau pun inspirator-, yaitu:

Rahasia pertama: Jujurlah pada diri sendiri.

Pembeda orang yang hidup sejahtera dan bahagia dengan kebanyakan orang lainnya adalah kebiasaan mereka untuk bertanya kepada dirinya sendiri: "Adakah mereka sudah menjalani kehidupan yang mereka inginkan dan mengikuti bisikan hati untuk mendapatkan jawaban yang dicari." Rahasia pertama itu adalah jujur pada diri sendiri, pada 'aku' yang sejati, dan hidup untuk sebuah tujuan.

Untuk bisa bersetia pada kata hati dan jujur pada diri sendiri, terlebih dahulu kita harus bertekad untuk hidup dengan sepenuh kesadaran. "Hidup yang tidak teruji tidak layak untuk dijalani", kata Socrates.

Dalam keseharian, saya banyak mengamati orang-orang yang hidup seperti mummi. Maksudnya, ia berjalan setiap hari ke sana ke mari, tapi hanya raganya, bukan jiwanya. Ia menjalani hidup dengan "skenario" yang dibuatkan oleh orang lain untuknya. Ia "terpaksa" menjalani hidup seperti itu karena tidak ada pilihan atau tidak ada keberanian. Keberanian untuk jujur kepada dirinya sendiri untuk bertanya: apa yang saya inginkan dalam hidup ini sesungguhnya?

Banyak orang yang hidup menjalani skenario yang dibuat oleh atasannya, kantornya, guru/dosennya, teman-teman dan lingkungannya, atau orang tuanya.

Beberapa waktu lalu saya berdiskusi dengan seorang teman lama yang sedang di persimpangan. Ia ingin menjalani hidup sesuai dengan kata hatinya, tapi ia belum punya keberanian untuk mengambil risiko itu. Saya kira, teman ini tidak sendirian. Banyak di antara kita juga mengalami hal serupa.

"Jika anda tidak terus-menerus mengkaji kehidupan anda untuk memastikan anda selalu berada di jalur yang benar, ada kemungkinan anda menjalani kehidupan orang lain", tulis John Izzo.

Kuncinya adalah mendengarkan kata hati, yaitu kedisiplinan untuk mendengar bisikan hati dan keberanian untuk mengikutinya. Dalam Islam, kita ini bertugas sebagai khalifah Allah di bumi. Peran-peran yang kita mainkan saat ini adalah dalam rangka itu. Pastikan peran itu adalah yang sejalan dengan passion dan kata hati kita.

Rahasia kedua: Jangan ada penyesalan

Agar kelak kita dapat meninggalkan dunia ini tanpa dibebani penyesalan yang dalam, kita harus menjalani hidup dengan berani, gigih mengejar apa yang kita cita-citakan dan jangan menjauh dari apa yang kita takuti.

Agar tak ada penyesalan di kemudian hari, kita harus mampu mengatasi berbagai kekecewaan yang niscaya akan muncul di dalam kehidupan kita.

Dari mereka yang diwawancarai, tak seorang pun menyesal telah berusaha namun gagal. Justru kebanyakan merasa sedih lantaran kurang berani mengambil risiko.

Kesadaran bahwa kita kemungkinan besar akan menyesal karena tak berani mencoba dapat berdampak terhadap cara kita mengambil keputusan. Sepertinya, kegagalan bukanlah sesuatu yang paling disesalkan kebanyakan; justru keputusan tak mengambil risiko sama sekali itulah yang perlu ditakuti.

Kita tak pernah bisa memastikan kesuksesan akan tercapai, sebab setiap upaya kita senantiasa mengandung risiko kegagalan. Kita tidak bisa memastikan keberhasilan akan mudah diraih, tapi kita dapat memastikan kegagalan dengan tidak mencobanya sama sekali.

Rasa sesal yang sering teringat sampai sekarang adalah ketika masa kuliah dulu. Saya mengikuti salah satu unit kegiatan mahasiswa yaitu Unit Penalaran Ilmiah. Salah satu programnya adalah mengirimkan delegasi mahasiswa setiap tahun menghadiri Harvard Project for Asian and International Relations yang diselenggarakan oleh Universitas Harvard dan diikuti oleh mahasiswa dari negara-negara di Asia.

Ketika dapat dua kali kesempatan untuk berangkat ke Amerika dan Korea Selatan, saya malah membatalkan keikutsertaan dengan alasan bahwa saya anti dengan Amerika. Ketika itu memang sentimen anti Amerika cukup tinggi gara-gara konflik di Palestina dan Bosnia. Akhirnya saya hanya bisa memandangi foto-foto teman-teman saya yang berangkat. Salah satunya adalah ketika mereka bersalaman dengan Presiden Korsel. Duh, nyesel deh...

Meskipun akhirnya saya ikut juga ketika Indonesia menjadi tuan rumah di tahun 1995, tapi peluang ke luar negeri dengan biaya nyaris gratis itu tetap membuat saya menyesal. Kapan lagi ke luar negeri disambut dengah hormat oleh para petinggi negara tersebut?

Rahasia ketiga: Jadilah cinta

David (70 tahun) mengisahkan saat ayahnya menjelang kematian. Seluruh keluarga telah berkumpul. Ia mengingat bahwa ayahnya sama sekali tidak pernah membicarakan harta yang ia miliki. Tak sekali pun ia menyinggung perihal mobil, rumah atau harta kekayaan yang berhasil ia kumpulkan semasa hidupnya.

Sebaliknya, ia malah minta diambilkan semua koleksi album foto-foto yang menunjukkan momen-momen paling istimewa dalam hidupnya - foto pernikahan, kelahiran anak-anaknya, acara rekreasi keluarga, dan saat-saat paling berkesan di tengah-tengah para sahabatnya.

"Saat ajal menjelang, manakaala waktu kita tinggal sedikit tersisa, cinta adalah satu-satunya hal yang kita butuhkan", demikian kesimpulan David.

Cinta adalah kehidupan, bila ia hilang, hilang pula kehidupan anda, kata Leo Buscaglia, filusuf Italia.

Dari ratusan wawancara yang dilakukan, semakin jelas bahwa cinta, baik itu memberi atau menerima, merupakan unsur utama bagi terciptanya kehidupan manusia yang bahagia dan jelas tujuannya.

"Menjadi Cinta", tentulah tidak mudah menjalaninya. Hal terpenting, untuk menjalani hidup bahagia penuh tujuan dan makna adalah bukan hanya meneriima uluran cinta, tapi kita harus mejadi manusia penuh cinta kasih. Kita bisa memberi tanpa cinta, tapi kita tidak bisa mencinta tanpa memberi. Sebuah renungan bagi kita semua.

Rahasia keempat: Jalanilah hidup dengan sepenuh hati

Manusia yang selalu hidup untuk esok hari tak akan pernah mencapai mimpi-mimpinya, kata Leo Buscaglia.

Jika hidup memang begitu singkat, maka salah satu rahasia untuk meraih bahagia adalah dengan semaksimal mungkin menikmatii dan memanfaatkan waktu yang sempit itu, dan mengupayakan setiap detik dan hari yang kita lalui benar-benar menjadi sebuah anugerah. "Tingkatkanlah kualitas waktu", kata Thoreau, filusuf Amerika.

Setelah menyimak kisah hidup ratusan orang yang diwawancarai, akhirnya John Izzo menyimpulkan bahwa rahasia keempat itu adalah menjalani hidup dengan sepenuh hati.

Pendek kata, menjalani hidup dengan sepenuh hati berarti menjalani, menghayati, dan mensyukuri setiap detik kehidupan kita, bukannya menilai dan melaknati kehidupan. Dengan kata lain, janganlah kita terlalu pusing dengan masa lalu dan masa depan, melainkan jalanilah setiap detik dalam hidup ini dengan penuh rasa syukur dan tekad yang teguh. Kita harus sadar bahwa kita memiliki kekuatan hati untuk berpuas hati dan berbahagia.

Saya tak boleh menilai atau mengeluhkan kehidupan saya. Saya harus menikmati dan mensyukurinya apa adanya.

Sudah banyak sebetulnya buku yang mengajarkan ini. Be present, kata Spencer Johnson. The Power of Now, kata Eckhart Tolle. Semuanya sama, mengajarkan kita untuk menikmati dan mensyukuri kekinian. Today is a present, hadiah. Nikmatilah bersama orang-orang yang anda cintai.

Aktivitas saya di pagi hari kadang begitu remeh, seperti mengajak Vito jalan-jalan, memandikannya, memberi makan ikan di kolam, menyirami dan merawat tanaman, menulis blog ini, minum segelas jus dan semangkuk bubur oatmeal, melakukan peregangan otot.... Semua itu begitu saya nikmati dan tidak saya anggap sebagai pekerjaan atau kewajiban. Saya menikmatinya dengan sepenuh hati. Saya merasakan begitu flow ketika menjalankan "ritual" itu. Saya merasa bahagia. Saya merasa cukup. Saya merasa terpenuhi.


Sebagai Muslim, saya diajarkan bahwa waktu itu harus dimanfaatkan untuk ibadah, baik ritual mau pun dalam arti luas. Maka, menulis blog ini pun bisa bernilai ibadah.

Rahasia kelima: Berikan lebih banyak dari yang anda terima

Rahasia yang sebenarnya cukup klise. Apalagi saya baru saja menuliskannya di postingan beberapa hari lalu, ketika membahas buku The Go-Giver.

Namun, patut disimak kisah menarik ini.

Beberapa tahun lalu penulis menghadiri pemakaman seorang pria. Ternyata pemakaman itu tak dihadiri oleh seorang pun pelayat. Belakangan ia mengetahui bahwa seumur hidupnya pria itu hanya mementingkan kepentingan pribadinya semata.

Berbeda dengan pemakaman kakeknya. Betapa terkejutnya keluarga mereka ketika jumlah pelayat yang hadir begitu banyak, di luar dugaan. Padahal kakeknya semasa hidupnya dikenal sebagai sosok pendiam. Para pelayat itu menuturkan bahwa mendiang kakek telah mengubah hidup mereka.

Seorang lelaki bercerita bahwa suatu hari lima tahun silam, dia sedang berdiri kebingungan di depan toko pakaian, memandangi sebuah gaun yang ingin ia hadiahkan kepada puterinya. Namun uangnya tidak cukup. Kebetulan kakek berjalan melintasi toko itu. Setelah ngobrol sesaat, kakek bersikeras membeli gaun itu meskipun uangnya sendiri pas-pasan, sambil berpesan "Engkau boleh kembalikan uang itu kalau sudah ada."

Dari jawaban-jawaban yang dikumpulkan penulis, akhirnya ditemukanlah rahasia kelima yang harus digali sebelum mati, yaitu berikanlah lebih banyak daripada yang anda dapatkan.

kata malaysia pendidikan Indonesia rendah


Para rektor perguruan tinggi negeri (PTN) sepakat tidak menerima mahasiswa baru asal Malaysia pada Seleksi Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) tahun ajaran 2009 karena menilai sikap lembaga pendidikan tinggi di Malaysia merendahkan mahasiswa Indonesia.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Herry Suhardiyanto MSc mengatakan, kesepakatan tersebut hanya untuk calon mahasiswa asal Malaysia yang akan mengikuti SMPTN saja, sedangkan melalui jalur lainnya tetap terbuka.

“Penolakan PTN di Indonesia karena kami saat ini belum siap menerimanya dan para rektor tengah mengkaji kembali,” kata Herry Suhardiyanto.

Menurut dia, penolakan terhadap calon mahasiswa asal Malaysia tersebut tidak selamanya, tapi akan dievaluasi lagi untuk tahun ajaran berikutnya. Ketidaksiapan PTN di Indonesia, kata dia, antara lain karena sikap dari lembaga pendidikan tinggi di Malaysia yang dinilai merendahkan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya Fakultas Kedokteran.

Mahasiswa kedokteran Indonesia yang akan melanjutkan pendidikan di Malaysia harus diseleksi atau tes lebih dulu melalui sebuah lembaga pendidikan. “Jika seleksi atau tes dari lembaga tersebut menyatakan mahasiswa kedokteran Indonesia tidak layak, maka tidak bisa melanjutkan pendidikan di Malaysia,” katanya.

Menurut dia, karena itu para rektor PTN sepakat tidak menerima calon mahasiswa baru asal Malaysia melalui SMPTN tahun ajaran 2009, sedangkan melalui jalur lainnya tetap terbuka.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen Dikti Depdiknas) Fadli Jalal ketika dikonfirmasi hal ini mengatakan belum tahu karena belum menerima laporan. “Saya belum bisa memberikan pernyataan, tapi akan mengecek kabar ini ke forum rektor apakah benar argumen tersebut,” katanya.

Kalau pun ada ketersinggungan dari para rektor PTN, kata dia, akan saya cek apa penyebabnya dan bagaimana persoalan sebenarnya. Informasi yang diterima, sebanyak 56 rektor PTN sepakat tidak menerima mahasiswa baru asal Malaysia pada tahun ajaran 2009. MSH/ant/kcm

pelacur elit itu pernah tinggal di Indonesia

Foto Ilustrasi

Penari
Seorang wanita Belanda di era PD-I menjadi penari orientalis dan spion politik untuk pemerintah Jerman dan Perancis. Gadis Belanda itu bernama Margarethe Gertruide Zelle. Dia lahir di Leeuwarden, Belanda. Ketika dia berusia 19 tahun, tepatnya tahun 1895, dia dinikahi oleh Rudolph Macleod,(39 tahun). Rudolph adalah perwira tinggi militer Belanda yang bertugas di Indonesia.

Pasangan baru kimpoi ini diboyong ke Indonesia, pertama kali tinggal di Semarang. Margarethe senang dengan rumah di Semarang yang nyaman. Tak berapa lama lagi, suaminya harus berpindah tugas ke Malang, di daerah Tumpang. Di situ Margarethe suka bermain ke candi Jago, candi Kidal, candi Singosari. Dia mengagumi tarian Serimpi yang ditarikan di candi-candi tersebut. Kemudian Suaminya dipindah tugaskan ke Sumatra.

Margarethe tidak kerasan tinggal di Sumatra. Dia rindu dengan suasana di Jawa. Apalagi anak laki-lakinya Norman meninggal di Sumatra. Tahun 1902 pasangan ini kembali ke Belanda. Dan berakhir dengan perpisahan. Rudolph tinggal dengan anak perempuannya. Masih tahun yang sama Margarethe pergi ke Paris, dengan tujuan akan belajar balet yang kemudian timbul niat Margarethe untuk menjadi penari orientalis di sebuah klab malam.

Dia mencoba menari sebisanya bergaya tarian Jawa. Apalagi dia dulu sering melihat tari Serimpi di candi Jago, Malang. Pakaianpun dia variasi sendiri. Bahkan Margarethe sebenarnya tidak tahu banyak kesenian Jawa, apalagi agama nenek moyang orang Jawa. Dia nekat saja menari dan berpakaian khas ketimuran.


Tarian dia membuat gebrakan baru. Bukan saja dia pandai menari orientalis di mata orang Paris, namun dia juga menari dengan eksotik dan telanjang. Dalam waktu singkat namanya sudah cepat melambung. Banyak kaum elit Paris dan Eropa lainnya terkesima dengan penampilannya. Ketika banyak media menyorotnya. Dia mengaku kalau lahir di kota Jaffnapatam, pantai Malabar, India. Sedang ayahnya seorang Brahmana dan ibunya seorang penari di candi. Kebohongannya membuat publik makin yakin. Apalagi setelah nama yang sebenarnya sebagai istri Rudolph Mcleod itu diganti dengan nama MATA HARI.

Nama itu kedengarannya sangat asing di telinga orang barat. Khas ketimurannya menonjol. Mata Hari memang cocok dianggap orang timur. Bukan saja rambutnya yang hitam kelam dan kulitnya yang kecoklatan. Tapi bibir dan matanya tampak bukan seperti orang barat. Tariannya sungguh liar dan mengundang decak kagum banyak penonton.

Seorang yang dibuat tergila-gila pertama kali adalah Emile Guimet. Dia pengusaha industri sabun cuci dari kota Lyon, Perancis. Sejak tahun 1885, Guimet telah mendirikan museum yang mengkoleksi barang-barang seni orientalis dan dia juga mempersilakan museumnya untuk pentas dan mengenalkan pada kalangan elit Paris. Honor yang didapat Mata Hari saat itu berupa emas seharga 1000 Franc. Pada tahun 1905 Mata Hari telah melakukan pertunjukan sebanyak 35 kali.

Penonton yang terbanyak di Olympia-Theater, dia mendapat bayaran sejumlah 10.000 Francs. Di samping dia pentas di pertunjukan umum, juga melayani pentas privat. Mata Hari bercita-cita punya pacar orang kaya. Dan kini cita-citanya telah tercapai. Tak hanya orang kaya dan bangsawan yang menjadi pacarnya, tapi termasuk para perwira tinggi. Dia hidup dengan kemewahan.


Kemudian Mata Hari berganti pacar lagi, kali ini dengan seorang pengacara
bernama Edouard Clunet. Dia meminta saran Clunet untuk menghubungkan dengan sebuah agen yang profesional untuk mengurus pementasannya. Clunet lalu menghubungkan dengan agen teater terkenal bernama Gabriel Astruc. Pada Januari 1906, pertama kali Mata Hari pentas di luar Perancis yaitu di Madrid. Pada Pebruari 1906 penari yang juga menyandang nama Margarethe itu pergi ke Berlin.

Dia tak butuh waktu lama untuk memperkenalkan kebolehannya ke publik. Apalagi ada dukungan dari seorang bangsawan setempat. Kemudian dia pergi lagi ke Wina, karena dia mendapatkan surat dari Astruc untuk pentas di ibu kota kekaisaran Austria-Hongaria. Publik di Wina luar biasa. Media terkecoh dengan pemberitaan asal mula Margarethe. Beberapa media menulis bervariasi, dia berasal dari Belanda, Jawa, Bali dan India. Postur tubuhnya juga diekpos, besar dan langsing. Kemolekannya seperti seekor binatang liar.


Seorang perempuan cantik yang mirip dewi aneh, berkulit gelap mirip gelapnya
malam. Sebuah media mewartakan, kalau Margarethe berusia 30 tahun, tapi
wajahnya seperti gadis muda. Bahkan di bulan Desember di Belanda terbit sebuah buku berjudul:”The Life of Mata Hari, the Biography of my Daughter”. Buku itu ditulis oleh Adam Zelle, ayah Margarethe. Margarethe tidak yakin, kalau itu tulisan ayahnya sendiri. Dia percaya, kalau ada dua penulis mendatangi ayahnya, karena kepopulerannya.

Spion(Double Eye Spy)
Sudah berbulan-bulan telah beredar desas-desus ketegangan internasional di
seluruh Eropa. Perang akan terancam meletus. Pada awal Agustus 1914 diumumkan perang telah meletus. Orang-orang di jalan marah dan beringas. Pertokoan di sepanjang jalan di Paris yang berlabel Jerman atau Austria dibakar. Tak ada lagi “Brasserie Viennoise” dan “Café Klein”. Polisipun kewalahan antara memihak bangsanya atau manusia pada umumnya.

Di Berlin reaksinya tak beda dengan di Paris. Bangsa Jerman dan Perancis bersitegang dan dipertanyakan, kenapa Margarethe mondar-mandir di Berlin? Hanya seorang penari, namun banyak punya kenalan luas dan orang-orang penting. Akhir bulan Juli 1914 Margarethe menjalin hubungan dengan seorang komandan polisi bernama Griebel. Margarethe sebagai gundiknya ikut melihat demonstrasi di luar istana kaisar. Semboyan “Deutschland über Alles” mengumandang keras. Dalam beberapa hari saja, Margarethe kena sasaran aksi anti orang asing.

Suasana yang mencekam itu juga mengkhawatirkan keselamatan Margarethe. Kini dia sudah berusia 38 tahun. Dia punya akal ke Paris lewat Zürich, Switzerland. Namun pada 7 Agustus dia sudah berada di Berlin lagi. Bukan saja dia tanpa kawan di Berlin, tapi juga tanpa pakaian. Dia beruntung ada orang Belanda tua yang baik hati dan membelikan tiket kereta api untuk keluar dari Berlin menuju Belanda. Pada 14 Agustus dia meninggalkan Berlin dan berhenti di Frankfurt meminta dokumen perjalanan konsul Belanda.

Tanggal 16 Agustus dia tiba di Amsterdam. Pada 14 Desember 1914 untuk pertama kalinya Margarethe manggung di publik Belanda. Gedung teater di Den Haag penuh sesak pengunjung. Semua orang ingin melihat penampilan Mata Hari yang sudah tersohor itu. Tak begitu lama Margarethe menemukan pasangan barunya, Baron Edouard van der
Capellen. Baron Edouard tak hanya kaya, tapi juga pimpinan kavaleri. Dia berusia 52 tahun. Dalam tempo sebulan dari perjumpaannya Margarethe dibuatkan sebuah rumah mungil nan indah oleh Baron di Den Haag. Baron menganggap Margarethe bagaikan prostitusi.

Pada 13 Maret 1915 Margarethe membaca koran Belanda yang memuat fotonya dengan judul “Madame Mata Hari”. Dia sedih meratapi masa jayanya yang sudah lewat, sementara di rumah pemberian Baron seperti terkekang. Pada Agustus 1915 Margarethe berulang tahun yang ke 39 tahun. Kehidupan sehari-hari Margarethe terasa sepi, karena Baron sering bertugas berbulan-bulan tak pulang. Margarethe mencoba kabur dan akan kembali ke Paris lagi.

Jalan yang dia tempuh harus berkeliling dari Amsterdam menuju pelabuhan Inggris, selat Biskaya ke Vigo,Spanyol utara. kedatangan Margarethe di Paris Desember 1915 menjadi sorotan agen Prancis. Margarethe mengenakan pakaian mahal dan berlagak sombong. Apalagi dia merasa pernah menjadi bintang di Paris.


Pada suatu kesempatan Margarethe mengungkapkan: Suatu malam bulan Mei 1916 di Den Haag aku didatangi seseorang yang bernama Karl Kramer. Kramer memberitahu tentang hubungannya dengan Perancis. Dan dia tanya aku, apakah kiranya aku bisa sedikit berbuat yang bisa membuat senang bangsa Jerman? Margarethe menirukan tawaran Kramer:
“Kalau kamu bisa bantu, aku gembira dan aku sediakan bayaran sebanyak 20.000 Franc.”

Mendengar tawaran uang, Margarethe terpikat. Namun dia butuh beberapa
hari untuk mempertimbangkan. Bagi Margarethe tidaklah teramat sulit, karena dia sudah terbiasa berbuat naif dan menjalani liku-liku dengan berbagai kalangan elit. Margarethe mengajukan usulan, seandainya dirinya bisa berbuat lebih, bisakah ditambah bayarannya? Dan Kramer menyetujui. Akhirnya dia menulis surat jawaban ke Kramer, kalau dirinya sanggup menerima tawaran. Betapa senang Kramer, dia cepat-cepat mendatangi rumah Margarethe sambil membawa uang kontan 20.000 Franc. Kramer juga membawa peralatan tulis rahasia berupa tiga botol tinta. Dua botol diantaranya berupa tinta tanpa warna. Sedang sebuah botol berisi tinta berwarna biru kehijauan. Cairan di botol pertama berfungsi untuk
melembabkan kertas. Cairan botol kedua untuk menulis berita dan cairan di botol ketiga untuk menghapus. Margarethe tampak heran dengan peralatan rahasia itu. Tapi dia mempercayai Kramer. Tak hanya di situ persiapan sebagai agen ata-mata. Namun ada sandi khusus yang harus dipakai Margarethe yaitu sandi nomor: H21. Sandi nomor itu harus ditulis sebagai tanda tangan. Dan semua beritaharus dikirim ke alamat Hotel de l`Europe di Amsterdam.

Lalu Margarethe dikirim ke Paris, untuk mengirim berita-berita yang penting.
Tapi Margarethe tak tahu apa-apa tentang tugas yang akan dilakukan. Memang antara dunia spionase dan seks sangat erat. Orang-orang yang penting posisinya dan intelek sekalipun tetap akan bertekuk lutut di atas ranjang. Di Paris petualangan cinta Margarethe dimulai lagi. Kali ini dengan seorang perwira muda Rusia bernama Vadime de Masloff. Pada suatu malam ulang tahun Margarethe yang ke 40 itu, pemuda Vadime bercinta di kamar Grand Hotel. Vadime usianya 20 tahun lebih muda dari Margarethe. Bahkan Margarethe berujar, selama hidupnya dia hanya bercinta dengan para perwira. Suatu hari sebuah musibah menimpa pada Vadime. Sebuah granat meledak dan melukai wajah serta leher Vadime dan terkena asap gas beracun. Dia harus dirawat di rumah sakit tentara. Margarethe cemas dan bermaksud ingin mengunjungi Vadime di rumah sakit. Namun diperlukan surat khusus dari sebuah kantor kementerian perang di Boulevard St.Germain. Tak tahunya di kantor itu juga dipakai sebagai kantor agen spion Perancis. Di sebuah tangga gedung itu, secara kebetulan Margarethe berpapasan dengan kapten George Ladoux. Hubungan antara Margarethe dan Ladoux makin dekat. Makin diketahui, kalau Ladoux sebenarnya ketua spion Perancis. Margarethe ditawari, untuk bekerja
sebagai spion untuk Perancis. Ladoux menanyakan berapa gaji yang diminta? Bayangan Margarethe melambung tinggi, utamanya mencita-citakan hidup di masa depan dengan pacar terbarunya Vadime. “Satu Juta Franc”, jawab Margarethe. Ladoux mempertimbangkannya, karena gaji sejumlah itu sama dengan gaji untuk 12 spion paling handal. Namun Ladoux mencurigai, kalau Margarethe sebenarnya adalah spion untuk Jerman. Mendengar permintaan gaji yang kurang ditanggapi Ladoux, maka Margarethe mencoba meyakinkan lagi. Kalau dirinya juga kenal orang penting di Jerman bernama Kramer. Telinga Ladoux hampir pecah mendengar nama Kramer. Karena memang dia orang penting Jerman. Dari sini Ladoux makin yakin, kalau Margarethe benar-benar spion Jerman. Dan Margarethe mencoba akan menjadi double agen. Ladoux tidak mau mengambil resiko lebih jauh. Dia tak menyanggupi membayar satu juta Franc.

Pada 13 Pebruari Albert Priole, komandan polisi mengetuk pintu kamar hotel,
tempat Margarethe menginap. Polisi itu membawa surat perintah penahanan dantertulis: “Madame Zelle, Margarethe dengan nama Mata Hari, beragama kristen protestan, lahir di Belanda 7 Agustus 1876, tinggi 1,75, bisa baca tulis telah
dinyatakan terdakwa sebagai spion yang menyebarkan berita ke musuh.”

Margarethe resmi menjadi tahanan di Palais de Justice. dibawah pengawasan
kapten Pierre Bouchardon. Kapten Bouchardon terus mempelajari dokumen yang dikirim dari kantor Ladoux. Margarethe dikeluarkan dari sel untuk dilakukan pemeriksaan. Kesibukan pemeriksaan makin ditingkatkan, kasus per kasus yang telah terlewati dipertanyakan langsung pada Margarethe. Hasil pemeriksaan, sangat diragukan loyalitas Margarethe sebagai spion Perancis. Dia dituduh berbohong dan jelas terbukti sebagai spion Jerman. Margarethe mengelak dan justru mengaku bekerja untuk Ladoux. Buktinya dia sudah mengirim berita penting dari Madrid. Dalam pemeriksaan Ladoux tidak ada di tempat. Margarethe meminta menghadirkan Ladoux. Pada 10 April pihak kepolisian menyerahkan bukti pemeriksaan pada zat-zat kimia yang dipakai Margarethe. Sebuah botol tinta bertuliskan: Beracun, ternyata sebuah tinta tanpa warna itu dari bahan kwalitas terbaik. Ketika temuan polisi itu diutarakan Margarethe oleh Bouchardon. Margarethe mengelak, dia mengaku memesan di Spanyol.

Pada 25 Juli 1917 sebuah sidang tertutup digelar dengan penjagaan ekstra
ketat. Beberapa saksi dan pejabat militer perang hadir. Oleh hakim pengadilan perang, Margarethe disodorkan delapan pertanyaan. Dan Margarethe dinyatakan terbukti bersalah sebagai spion Jerman. Untuk itu pengadilan perang Perancis menjatuhkan hukuman mati pada Margarethe. Pelaksanaan hukuman mati pada Senin, 15 Oktober 1917 di Bois de Vincennes, bagian timur kota Paris. 12 resimen artileri siap dengan senapan di sebuah pagi yang dingin dan berkabut. Sedang usia semua tentara tersebut masih muda, sekitar 20 tahun.

Sehari setelah pelaksanaan eksekusi, tepatnya pada Selasa, 16 Oktober 1917, berbagai media internasional memberitakan. “The Time” memberitakan penari Mata Hari telah dihukum tembak. “Daily Express”, juga melangsir berita dengan judul “Spion cantik Mata Hari dihukum mati”. “New York Times” menulis, penari dan
petualang Mata Hari dijatuhi hukuman mati. Dia diambil dari penjara St.Lazare dan dibawa ke Vincennes untuk dihadapkan regu tembak. “Le Figoro” mengabarkan, spion Mata Hari dihukum mati dan mayatnya dikubur di kuburan Vincennes. Dua tahun kemudian Jeanne-Louise, anak perempuan Mata Hari yang sedang menginjak usia 21 tahun meninggal dunia akibat pendarahan di otak.

foto-foto dari afrika kereeeen


Benua Afrika tidak beda dengan benua lainya, yang satu ini adalah luar biasa. Kehidupan, kegiatan rutinitas dan semua interaksinya sangat berbeda dengan yang biasa kita lakukan.

Afrika merupakan benua paling besar kedua dan paling padat kedua penduduknya setelah benua Asia. Dengan luas wilayah 30.2 juta km² (11.7 juta sq ml) yang terdiri dari pulau-pulau kecil di sekelilingnya.







































virus sandra dewi mantaaaaaaaaaaaaab


Hati-hati bila anda menemukan file Sandra Dewi Bugil, karena akhir-akhir ini dilaporkan virus sadra dewi bugil sedang mengganas.

Adi Saputera, pakar keamanan dari Vaksincom menjelaskan, Norman Security Suite (NSS) dengan teknologi Sandbox dan DNS Matching tanpa update mendeteksi virus Sandra Dewi sebagai new unkown virus. NSS setelah update mengidentifikasi Sandra Dewi Bugil.exe sebagai W32/Sadra.A

Ciri-ciri dari file virus ini, diantaranya sebagai berikut:
* Memiliki ukuran file sebesar 132 kb.
* Mempunyai type file Application.
* Berextension file .exe.
* Memiliki icon gambar (JPEG image).

Dilanjutkan Adi, virus Sandra Dewi dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman visual basic. Jika virus berhasil menginfeksi, maka ia akan membuat beberapa file virus diantaranya :
* C:\Sandra Dewi Bugil.exe (pada semua root drive)
* C:\Documents and Settings\%user%\Start Menu\Programs\Startup\Sandra Dewi Bugil.exe
* C:\WINDOWS\Sandra Dewi Bugil.exe
* C:\WINDOWS\system32\ Sandra Dewi Bugil.exe
* Membuat duplikat file virus pada setiap folder yang ada pada removable drive/usb.

"Masih ingat dengan virus Blue Fantasy, virus yang menampilkan pesan sebelum login, dan kini virus Sandra Dewi juga menampilkan sebuah pesan," ujarnya seperti yang dikutip dari detikinet.com, Jumat (12/6/2009).

Sebagai bentuk pertahanan, masih kata Adi, virus akan mencoba melakukan usaha blok terhadap beberapa fungsi Windows. Beberapa fungsi Windows yang diblok diantaranya sebagai berikut :
* Folder Options (dilakukan untuk mencegah akses terhadap file/folder yang disembunyikan)
* Registry Editor (dilakukan untuk mencegah akses perbaikan registry)
* Search/Find (dilakukan untuk mencegah dari pembersihan virus)
* Command Prompt (dilakukan untuk mencegah dari proses kill virus)
* Task Manager (dilakukan untuk mencegah proses monitoring virus)
* Control Panel (dilakukan untuk mencegah akses kontrol dari OS komputer)
* MsConfig/System Configuration Utility (dilakukan untuk mencegah akses pada startup)

Selain itu, virus juga mencoba melakukan usaha blok terhadap beberapa fungsi Windows yang lain seperti diantaranya :
* Disable klik kanan pada desktop.
* Disable 'All Programs' pada Start Menu.
* Disable menu Log Off/Turn Off pada Start Menu.

Dengan usaha ini, virus mencoba agar pengguna komputer kesulitan dalam menjalankan program tertentu, dan bahkan kesulitan untuk me-restart, log-off maupun shutdown komputer.